Warna warni dalam kehidupan
adalah suatu simbol dari heterogenitas
budaya dan ethnis anak manusia yang terlahir untuk
singgah dan hadir di muka bumi ini,dalam menjalankan titah
Tuhan yang Maha Esa dan Maha Kuasa untuk membentuk suatu Komunitas Masyarakat ,
Bangsa maupun Negara juga Agama
sekaligus keluarga . seperti halnya kalau kita lihat negara-negara yang ada
di belahan dunia ini ,114 negara yang tergabung dalam
suatu Wadah Internasional yang di sebut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dimana
setiap bangsa yang ada di muka bumi ini mempunyai literature untuk mengatur
bangsanya sendiri , dengan kata lain mempunyai Undang-Undang yang baku untuk
dijadikan suatu Role way atau acuan berpijak dalam menentukan kebenaran dan
Keadilan bagi setiap Rakyatnya , termasuk di antaranya mempunyai Prinsip
pedoman Hidup dalam menentukan pola dinamika serta romantika sebuah aturan peradaban zaman yang dapat mengukir sejarah Bangsa tersebut,
hal itu menunjukkan
bahwa segala macam warna bangsa dan
masyarakat maupun manusia yang
ada di dunia ini selalu mempunyi ciri khas serta kode etik yang berbeda-beda untuk mewarnai Dunia ini , dan pada
hakekatnya semua itu mempunyai corak dan warna yang beraneka ragam dari warna
putih, warna hitam, warna kuning , warna biru, warna merah , warna coklat ,
warna hijau bahkan warna ungu dan kelabu ,sehingga pada akhirnya akan membentuk
suatu pelangi kehidupan dalam menyongson perubahan suatu peradaban zaman. Disini kalau kita cermati
lebih dalam bahwa pelangi itu hasil dari perpaduan warna-warna kehidupan di
sepanjang jaman , mempunyai peran untuk mengkolaborasikan berbagai macam warna
kehidupan yang ada.Sekaligus terjadinya perpaduan ide dan gagasan yang bermacam-macam serta
berwarna warni tersebut, pada dasarnya dikehendakinya atau di kodratkan serta
di pleningkan oleh satu Daya yang
Maha Dasyat dan Maha sempurna yaitu
Tuhan Presidentnya para President Bangsa-bangsa yang ada di dunia ini. Seperti contoh kecil kalau kita lihat
pada suatu pergumulan hidup masyarakat bali yang kebetulan ada di Negara
Indonesia, dengan suatu simbul keAgamaan Hindu yang kental, dikatakan Hindu
Bali mempunyai symbol-simbol peradaban zaman kehinduan yang menganut paradok kerajaan Majapahit pada abad 13-14
tahun yang silam , seiring dan sejalan empat warna yang jadikan
pedoman manusia hidup dalam stratifikasi kehidupan masyarakat yang juga suatu Ungkapan kata Sang pembawa
kabar Tuhan disaat terlelap dalam
pelukan Sang Bathara yang mereka rindukan siang dan malam untuk suatu
pengagungan dalam konteks mencari dan menggapai taman sorga nirwana.Atau
sebaliknya ketika mereka melakuhkan olah bathim dalam suatu semedi dengan
memandang titik di atas bumi dengan jarak setengah meter sampai satu meter yang
dilakuhkan dengan syarat diam seribu bahasa,
tanpa bicara, tampa makan dan tanpa minum berhari-hari lamanya, yang ada
hanyalah merasakan suatu getaran cahaya-cahaya yang mengitari tubuh dan
sekelilingnya, sebagaimana yang pernah di lakuhkan oleh seorang bedande maupun
mangku sebutan nama Tokoh Agama hindu
bali, pada saat saya kunjungi saudara saya di pulau dewata tersebut. Tepatnya
di Jalan Danau Poso Sanur bali ,ringkas cerita dimana dalam diskusi saya dengan saudara saya yang
kebetulan juga seorang tokoh agama hindu tersebut” pak suwaje “ bagaimana
menurut pendapat bapak apabila seseorang
sedang melakuhkan olah bathin tidak menggunakan literartur yang ada …..?
‘ tanya saya , “
jawab pak suwaje “ Pada dasarnya setiap
manusia telah diberi literature sendiri-sendiri oleh sang Hyang Wase dan Sang
Hyang Widi dalam mengolah bathin itu sendiri ,” sebalinya Pak suwajepun
bertanya kepada saya “ anda lihat apa
..? “bentuk bathiniyah saya ketika saya
sedang beridialog dengan anda sekarang ini…..? ‘ jawab Saya ‘ Saya lihat pak
suwaje seorang bekel Maha patih gajah mada yang pernah hidup ratusan tahun yang
silam di jaman kerajaan Majapahit,kalau melihat dandanan serta tutur bahasa
yang bapak gunakan sekarang ini “ balas pak suwaje “ah kamu bisa saja “
sejalan dengan
dialog saya pak suwaje memanggil anaknya untuk mengambilkan teh botol, setelah
menawarkan kepada saya mau minum apa ,
coca cola , fanta, sprit, atau teh botol , maka saya katakan teh botol saja.
Lanjut cerita,” Tanya saya lagi” kenapa di masyarakat bali ini kok ada empat
macam warna stratifikasi kehidupan..? yah
itulah sebuah ajaran yang baik dan benar dalam idiologi kerajaan Majapahit yang
pernah jaya ditahun 1312 sampai 1404
tahun yang silam , jawab pak suwaje “
mohon maaf pak suwaje kenapa bapak hubungkan antara kerajaan majapahit dan
Stratifikasi empat warna manusia yang ada di bali, apakah ada dasarnya dalam
kitab atau Pustaka Majapahit itu sendiri ….? Jawabnya Pustakanya saya tidak
tahu , tapi yang pasti Seorang Begawan brahmana
kerajaan klungkung adalah asalnya
orang majapahit yang lari setelah
porak porandanya kerajaan majapahit pada abad 14 yang silam, disitulah saya
katakan orang majapahit adalah nenek
moyang masyarakat bali ,
namun mengenai
empat warna kehidupan dalam stratifikasi ada dalam masyarakat bali terdapat
acuan dalam Pustaka Brahmana yang
dijadikan pedoman sebagian para mangku dan bedande yang ada di Bali ini.” Dan
sebaliknya bahwa dengan ada empat kasta yang ada di sini itu memang bisa kita
logikakan antara lain “ lapisan masyarakat bali yang paling tinggi adalah
seorang yang keturunan brahmana , kedua keturuan kesatria, dan yang ketiga
keturunan waisa dan yang keempat
keturunan sudra .
sebaliknya
pak suwaje juga bertanya pada saya “ sejauh mana anda ketahui tentang hakekat
bathiniyah yang ada dalam kehidupan para masyarakat jawa dan sebaliknya
masyarakat bali , jawab saya sebelum
mengungkap bathiniyah lebih baik saya sampaikan terlebih dahulu asal-muasal
masyarakat bali dalam perspetik saya , yang saya ketahui bahwa nenek moyang masyarakat bali yang bapak kata kan tadi ,orang pelarian dari nagari majapahit adalah adik dari seorang resi yang hidup di
pulau jawa terutama jawa timur .oleh sebab itu yang jelas pandangan bathiniyah
masyarakat bali adalah lebih muda dari bathiniyah orang jawa timur dan
sebaliknya , daya
spiritual bathiniyah orang jawa timur lebih tua daripada orang bali, dalam hal
kanoragan atau olah kanoragan , oleh sebab itu kalau menurut hemat saya bahwa
literature pandangan hidup orang bali
dalam mengejahwantahkan The Guendn of Prisiple utamanya mengggunakan pakem
pustaka Brasapasi sekaligus Pustaka Wedha sasongko yang di tulis pada tahun
masehi 1967 atau tahun saka 1899 yang hasil dari penulisan ulang pada tahun 1643 masa Masehi
, Hal
ini meskipun sering dipandang kurang relevan untuk menghadapi berbagai
masalah kontestual di penghujung melinium lll namun tetap menjadi rujukan
ketika konsep di atas dibutuhkan dalam mengantipasi disentigrasi bangsa
yangMulti Etnis yang ada di seluruh penjuru dunia.
Sepertihalnya
pelangi diatas ke hendaknya Tuhan yang tercatat dalam kehidupan masyarakat Jawa
, bahwa dalam tubuh manusia itu jasad yang terakomoditir dari api,air ,angin
dan tanah tampak jelas bahwa di balik itu ada yang namanya saudara kita sendiri
atau empat lima Pancer istilah Jawa sudahkah hal itu kita kaji bersama dalam mengorek
kesempurnaan hidup anak manusia di hamparan permadani yang luas nan elok ini
, atau sampaikah
kita dalam memikirkan hal hal yang berhubungan
pelangi di atas kehendak nya yang
mesti kita pahami adalah perwujudan
pelangi itu sendiri itu sendiri
dari 4 [empat ] warna ,yaitu merah ,kuning ,hijau, putih ,dalam pemahaman
ku bahwa
;
Merah itu
adalah suatu keberanian yang teradopsi dalam emosional anak
manausia dengan memancarkan cahaya
kekuatan jasad dan raga di sepanjang
kehidupan akan keberhasilan cinta
kasih dan kerinduan Tuhan .
Kuning itu
adalah suatu ke arifan dalam menentukan
kebijakan dengan selalu menciptan kesentosaan dan kemakmuran di lintasan roda
kehidupan akan kematangan dalam cinta
kasih dan kerinduan Tuhan.
Hijau itu adalah suatu kelurusan dan kegairahan
dalam mengekpresikan serta mensosialisasikan
ketegasan hukum yang di pandu
dengan kebenaran ,kejujuran dan
keadilan estetika cinta kasih dan kerinduan Tuhan.
Putih itu adalah
suatu kebersihan dan kesucian
realitas yang di barengi
dengan kesempurnaan pengejahwanahan hakekat kehidupan alam
kebaikan dan kerinduan akan cinta kasih Tuhan.
Dari 4 (empat) aspek kehidupan itulah telah
digambarkan dengan warna berbeda-beda . oleh karena nya marilah
bersama-sama menelusuri perjalanan panjang kehidupan kita agar lebih
terhormat dalam menghadapi keseimbangan putaran Roda kehidupan dalam kemasyarakatan yang akan kita lihat dan kita amati disetiap
pergumulan Hidup ini agar terciptanya kemesraan antara sahabat-sahabat kita
dengan alam bumi Nusantara dengan Tuhan dengan segala makhluk yang diciptakan
atas kehendak Sang Maha Pencipta alam
jagat raya ini, namum disepanjang
kehidupan yang kita geluti dan kita
jalani terdapat empat manusia yang
dirindukan Olehnya dan di kehendakiNya , Siapa dia….? Yang jelas mereka-mereka yang selalu menelaah
empat konsep diatas dengan warna yang saya uraikan, jika
Tuhan mengijinkan seperti halnya manusia-manusia yang dikaruniai oleh
kehendakNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar