Selasa, 31 Juli 2012

Pelangi diatas kehendaknya


Warna warni dalam kehidupan adalah suatu simbol dari heterogenitas  budaya dan ethnis anak manusia yang terlahir  untuk singgah  dan hadir  di muka bumi ini,dalam menjalankan titah Tuhan yang Maha Esa dan Maha Kuasa untuk membentuk suatu Komunitas Masyarakat , Bangsa  maupun Negara juga Agama sekaligus keluarga . seperti halnya kalau kita lihat negara-negara yang ada di  belahan dunia  ini ,114 negara yang tergabung dalam suatu Wadah Internasional yang di sebut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dimana setiap bangsa yang ada di muka bumi ini mempunyai literature untuk mengatur bangsanya sendiri , dengan kata lain mempunyai Undang-Undang yang baku untuk dijadikan suatu Role way atau acuan berpijak dalam menentukan kebenaran dan Keadilan bagi setiap Rakyatnya , termasuk di antaranya mempunyai Prinsip pedoman Hidup dalam menentukan pola dinamika serta romantika sebuah aturan  peradaban zaman yang dapat mengukir  sejarah Bangsa tersebut, hal itu menunjukkan bahwa segala macam warna bangsa dan  masyarakat maupun manusia  yang ada di dunia ini selalu mempunyi ciri khas serta kode etik yang berbeda-beda  untuk mewarnai Dunia ini , dan pada hakekatnya semua itu mempunyai corak dan warna yang beraneka ragam dari warna putih, warna hitam, warna kuning , warna biru, warna merah , warna coklat , warna hijau bahkan warna ungu dan kelabu ,sehingga pada akhirnya akan membentuk suatu pelangi kehidupan dalam menyongson perubahan suatu  peradaban zaman. Disini kalau kita cermati lebih dalam bahwa pelangi itu hasil dari perpaduan warna-warna kehidupan di sepanjang jaman , mempunyai peran untuk mengkolaborasikan berbagai macam warna kehidupan yang ada.Sekaligus terjadinya perpaduan  ide dan gagasan yang bermacam-macam serta berwarna warni tersebut, pada dasarnya dikehendakinya atau di kodratkan  serta  di pleningkan  oleh satu Daya yang Maha Dasyat dan Maha sempurna  yaitu Tuhan Presidentnya para President Bangsa-bangsa yang ada di dunia ini.       Seperti contoh kecil kalau kita lihat pada suatu pergumulan hidup masyarakat bali yang kebetulan ada di Negara Indonesia, dengan suatu simbul keAgamaan Hindu yang kental, dikatakan Hindu Bali mempunyai symbol-simbol peradaban zaman kehinduan yang menganut  paradok kerajaan Majapahit pada abad 13-14 tahun yang silam , seiring dan sejalan empat warna yang jadikan pedoman manusia hidup dalam stratifikasi kehidupan masyarakat  yang juga suatu Ungkapan kata Sang pembawa kabar  Tuhan disaat terlelap dalam pelukan Sang Bathara yang mereka rindukan siang dan malam untuk suatu pengagungan dalam konteks mencari dan menggapai taman sorga nirwana.Atau sebaliknya ketika mereka melakuhkan olah bathim dalam suatu semedi dengan memandang titik di atas bumi dengan jarak setengah meter sampai satu meter yang dilakuhkan dengan syarat diam seribu bahasa,  tanpa bicara, tampa makan dan tanpa minum berhari-hari lamanya, yang ada hanyalah merasakan suatu getaran cahaya-cahaya yang mengitari tubuh dan sekelilingnya, sebagaimana yang pernah di lakuhkan oleh seorang bedande maupun mangku sebutan nama Tokoh  Agama hindu bali, pada saat saya kunjungi saudara saya di pulau dewata tersebut. Tepatnya di Jalan Danau Poso Sanur bali ,ringkas cerita dimana  dalam diskusi saya dengan saudara saya yang kebetulan juga seorang tokoh agama hindu tersebut” pak suwaje “ bagaimana menurut pendapat bapak apabila  seseorang sedang melakuhkan olah bathin  tidak  menggunakan literartur yang ada …..? ‘ tanya saya , “ jawab pak suwaje “ Pada dasarnya  setiap manusia telah diberi literature sendiri-sendiri oleh sang Hyang Wase dan Sang Hyang Widi dalam mengolah bathin itu sendiri ,” sebalinya Pak suwajepun bertanya kepada saya “  anda lihat apa ..? “bentuk bathiniyah saya ketika  saya sedang beridialog dengan anda sekarang ini…..? ‘ jawab Saya ‘ Saya lihat pak suwaje seorang bekel Maha patih gajah mada yang pernah hidup ratusan tahun yang silam di jaman kerajaan Majapahit,kalau melihat dandanan serta tutur bahasa yang bapak gunakan sekarang ini “ balas pak suwaje “ah kamu bisa saja “ sejalan dengan dialog saya pak suwaje memanggil anaknya untuk mengambilkan teh botol, setelah menawarkan kepada saya mau minum apa  , coca cola , fanta, sprit, atau teh botol , maka saya katakan teh botol saja. Lanjut cerita,” Tanya saya lagi” kenapa di masyarakat bali ini kok ada empat macam warna stratifikasi kehidupan..?  yah itulah sebuah ajaran yang baik dan benar dalam idiologi kerajaan Majapahit yang pernah jaya ditahun  1312 sampai 1404 tahun  yang silam , jawab pak suwaje “ mohon maaf pak suwaje  kenapa  bapak hubungkan antara kerajaan majapahit dan Stratifikasi empat warna manusia yang ada di bali, apakah ada dasarnya dalam kitab atau Pustaka Majapahit itu sendiri ….? Jawabnya Pustakanya saya tidak tahu , tapi yang pasti Seorang Begawan brahmana  kerajaan klungkung adalah asalnya  orang majapahit yang lari  setelah porak porandanya kerajaan majapahit pada abad 14 yang silam, disitulah saya katakan  orang majapahit adalah nenek moyang  masyarakat bali , namun mengenai empat warna kehidupan dalam stratifikasi ada dalam masyarakat bali terdapat acuan dalam  Pustaka Brahmana yang dijadikan pedoman sebagian para mangku dan bedande yang ada di Bali ini.” Dan sebaliknya bahwa dengan ada empat kasta yang ada di sini itu memang bisa kita logikakan antara lain “ lapisan masyarakat bali yang paling tinggi adalah seorang yang keturunan brahmana , kedua keturuan kesatria, dan yang ketiga keturunan  waisa dan yang keempat keturunan sudra .  sebaliknya pak suwaje juga bertanya pada saya “ sejauh mana anda ketahui tentang hakekat bathiniyah yang ada dalam kehidupan para masyarakat jawa dan sebaliknya masyarakat bali ,  jawab saya sebelum mengungkap bathiniyah lebih baik saya sampaikan terlebih dahulu asal-muasal masyarakat bali dalam perspetik saya , yang saya ketahui bahwa  nenek moyang masyarakat bali  yang bapak kata kan tadi ,orang pelarian  dari nagari majapahit   adalah adik dari seorang resi yang hidup di pulau jawa terutama jawa timur .oleh sebab itu yang jelas pandangan bathiniyah masyarakat bali adalah lebih muda dari bathiniyah orang jawa timur dan sebaliknya , daya spiritual bathiniyah orang jawa timur lebih tua daripada orang bali, dalam hal kanoragan atau olah kanoragan , oleh sebab itu kalau menurut hemat saya bahwa literature  pandangan hidup orang bali dalam mengejahwantahkan The Guendn of Prisiple utamanya mengggunakan pakem pustaka Brasapasi sekaligus Pustaka Wedha sasongko yang di tulis pada tahun masehi 1967 atau tahun saka 1899 yang hasil dari  penulisan ulang pada tahun 1643 masa Masehi ,       Hal  ini meskipun sering dipandang kurang relevan untuk menghadapi berbagai masalah kontestual di penghujung melinium lll namun tetap menjadi rujukan ketika konsep di atas dibutuhkan dalam mengantipasi disentigrasi bangsa yangMulti Etnis yang ada di seluruh penjuru dunia. Sepertihalnya pelangi diatas ke hendaknya Tuhan yang tercatat dalam kehidupan masyarakat Jawa , bahwa dalam tubuh manusia itu jasad yang terakomoditir dari api,air ,angin dan tanah tampak jelas bahwa di balik itu ada yang namanya saudara kita sendiri atau empat lima Pancer istilah Jawa sudahkah hal  itu kita kaji bersama dalam mengorek kesempurnaan hidup anak manusia di hamparan permadani yang luas nan elok ini , atau sampaikah kita dalam memikirkan hal hal yang berhubungan  pelangi di atas kehendak nya  yang mesti kita pahami adalah perwujudan  pelangi itu sendiri  itu sendiri dari 4 [empat ] warna ,yaitu merah ,kuning ,hijau, putih ,dalam pemahaman ku bahwa ;  
Merah  itu  adalah suatu keberanian yang teradopsi dalam emosional anak manausia  dengan memancarkan cahaya kekuatan jasad dan raga  di sepanjang kehidupan akan keberhasilan  cinta kasih  dan kerinduan Tuhan .
 Kuning  itu adalah  suatu ke arifan dalam menentukan kebijakan dengan selalu menciptan kesentosaan dan kemakmuran di lintasan roda kehidupan akan kematangan  dalam cinta kasih dan kerinduan  Tuhan.
                 
Hijau  itu  adalah suatu kelurusan dan kegairahan dalam  mengekpresikan serta mensosialisasikan ketegasan  hukum  yang di pandu  dengan  kebenaran ,kejujuran dan keadilan estetika cinta kasih dan kerinduan Tuhan.
 Putih  itu adalah  suatu  kebersihan  dan kesucian  realitas yang di barengi  dengan  kesempurnaan  pengejahwanahan hakekat kehidupan alam kebaikan dan kerinduan akan cinta kasih Tuhan.
Dari  4 (empat) aspek kehidupan itulah telah digambarkan dengan warna berbeda-beda . oleh karena nya marilah bersama-sama  menelusuri  perjalanan panjang kehidupan kita agar lebih terhormat dalam menghadapi keseimbangan putaran Roda kehidupan dalam  kemasyarakatan  yang akan kita lihat dan kita amati disetiap pergumulan Hidup ini agar terciptanya kemesraan antara sahabat-sahabat kita dengan alam bumi Nusantara dengan Tuhan dengan segala makhluk yang diciptakan atas kehendak Sang Maha Pencipta  alam jagat raya ini, namum  disepanjang kehidupan yang  kita geluti dan kita jalani terdapat empat manusia  yang dirindukan Olehnya dan di kehendakiNya , Siapa dia….?  Yang jelas mereka-mereka yang selalu menelaah empat  konsep  diatas dengan warna yang saya uraikan, jika Tuhan mengijinkan seperti halnya manusia-manusia yang dikaruniai oleh kehendakNya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar